Sebagai kelanjutan dari rangkaian kegiatan Baking & Pastry Arts bertema Indonesian Sweets, hari ini peserta didik menghadapi tantangan baru: menciptakan kreasi produk inovatif dengan mengangkat kekayaan kuliner tradisional. Dengan tema “Creative Produk”, para peserta dituntut untuk tidak hanya mereplikasi resep kue-kue nusantara, tetapi juga menyajikannya dengan pendekatan kreatif yang modern dan menarik secara visual maupun rasa.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan semangat inovasi dan eksplorasi di kalangan peserta didik, sekaligus memperkuat pemahaman mereka akan pentingnya pelestarian kuliner lokal melalui pendekatan yang relevan dengan zaman.
Transformasi Kue Tradisional Menjadi Karya Inovatif
Dalam sesi hari ini, peserta didik diminta untuk memodifikasi salah satu dari kue tradisional yang sebelumnya telah mereka pelajari, seperti kue pancong, nagasari, kue bugis, cara bikang, hingga putu mayang. Inovasi dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti:
-
Penggabungan bahan baru seperti cokelat, keju, atau buah segar ke dalam isian atau topping.
-
Pengubahan bentuk penyajian, dari bentuk klasik menjadi lebih kontemporer, misalnya dibuat dalam bentuk finger food, tartlet, atau mini bites.
-
Eksperimen warna alami, seperti penggunaan pewarna dari bunga telang, daun pandan, atau ubi ungu untuk menambah daya tarik visual.
-
Pengemasan modern yang mengadaptasi estetika tren kuliner masa kini, namun tetap mengedepankan identitas lokal.
Pendekatan ini memberikan ruang bagi peserta didik untuk menyalurkan kreativitas mereka, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis dalam menentukan kombinasi rasa, tekstur, dan presentasi yang tetap menghormati nilai asli kuliner tradisional.
Tujuan Edukatif di Balik Tema "Creative Produk"
Penerapan tema Creative Produk memiliki beberapa tujuan pembelajaran yang terstruktur, antara lain:
-
Melatih kreativitas dan keberanian berinovasi dalam ranah kuliner.
-
Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik melalui presentasi produk orisinal hasil kreasi sendiri.
-
Menjembatani antara warisan kuliner dan kebutuhan pasar modern, sehingga para siswa memahami bagaimana produk tradisional bisa diangkat sebagai produk bernilai jual tinggi.
-
Mendorong kolaborasi dan komunikasi efektif di antara peserta, terutama dalam sesi diskusi konsep dan presentasi.
Dengan kegiatan ini, peserta didik tidak hanya belajar menjadi teknisi dapur yang terampil, tetapi juga calon profesional kuliner yang adaptif, inovatif, dan berjiwa wirausaha.
Ternyata di Monas kuliner diajarkan juga untuk mengembangkan inovasi nusantara ke modern yaa, keren banget bikin mahasiswa lebih terampil dan kreativ..
BalasHapus