Minggu, 29 Juni 2025

Eksplorasi Cita Rasa Nusantara: Kegiatan Baking & Pastry Arts Menampilkan Aneka Jajanan Tradisional Indonesia

Kegiatan Baking & Pastry Arts yang diselenggarakan pada hari ini menghadirkan berbagai jenis jajanan tradisional Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan sebagai ajang praktik keterampilan memasak bagi para siswa, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan penghargaan terhadap kekayaan budaya kuliner bangsa.



Melalui tema “Indonesian Sweets 2,” para peserta diajak untuk mengenal dan mengolah beragam kue dan jajanan pasar yang telah menjadi bagian dari identitas kuliner Indonesia sejak dahulu kala. Berikut ini adalah beberapa jenis kue tradisional yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut:







1. Kue Pandan (Diduga Maksud dari “Kue Mohon Pandan”)

Kue pandan merupakan salah satu kudapan tradisional yang memiliki aroma khas daun pandan. Biasanya kue ini hadir dalam bentuk bolu kukus atau lapis legit dengan warna hijau alami yang menggugah selera. Teksturnya lembut dan rasa manisnya tidak berlebihan, menjadikannya favorit di berbagai acara keluarga atau hajatan.

2. Kue Mata Roda

Kue mata roda merupakan variasi dari kue tradisional berbahan dasar singkong atau tepung ketan, yang memiliki isian pisang di bagian tengahnya. Disebut “mata roda” karena tampilannya yang menyerupai roda dengan lingkaran kuning di tengah. Kue ini disajikan dengan balutan kelapa parut dan memiliki cita rasa manis gurih yang seimbang.

3. Clorot

Clorot atau celorot adalah jajanan khas Jawa yang dibungkus dengan daun janur muda. Adonan clorot terdiri dari campuran tepung beras, gula merah, dan santan, yang dikukus hingga matang. Kue ini memiliki rasa manis yang khas dan tekstur yang lembut. Pengemasan unik dengan daun janur memberikan nilai estetika serta memperpanjang umur simpan kue secara alami.

4. Ebi Talam

Ebi talam merupakan jenis kue talam dengan topping ebi (udang kering) di bagian atasnya. Perpaduan rasa gurih dari ebi dan manis dari lapisan bawah kue menjadikan kue ini sangat unik. Kue ini mencerminkan kreativitas dalam memadukan rasa laut dan tradisional dalam satu sajian.

5. Pastel

Pastel adalah jajanan gurih berbentuk setengah lingkaran dengan isian sayuran, bihun, atau kadang telur dan ayam. Kulitnya yang renyah berpadu dengan isian yang kaya rasa menjadikannya camilan favorit masyarakat dari berbagai usia. Proses pengolahannya bisa melalui penggorengan, dan disajikan hangat sebagai camilan atau sajian arisan.

6. Lumpia

Lumpia merupakan kudapan yang berasal dari pengaruh kuliner Tionghoa yang telah mengalami proses akulturasi dalam budaya Jawa. Lumpia umumnya berisi campuran rebung, telur, dan daging ayam atau udang. Disajikan dengan saus manis dan acar, lumpia menjadi jajanan yang populer di berbagai daerah, terutama di Semarang.

7. Centil (Diduga maksud dari ‘Cethil’ atau ‘Cetil’)

Cetil adalah jajanan tradisional berbahan dasar tepung tapioka yang dibentuk kecil-kecil dan diberi warna-warni cerah. Setelah dikukus, cetil dilumuri kelapa parut dan sedikit garam untuk menyeimbangkan rasa manis. Teksturnya kenyal dan tampilannya yang menarik membuatnya disukai anak-anak hingga orang dewasa.





Melalui kegiatan seperti ini, peserta didik tidak hanya belajar teknik memasak, tetapi juga diajak untuk mengenali nilai-nilai budaya yang terkandung dalam makanan. Dalam dunia modern yang penuh dengan makanan cepat saji dan produk instan, keberadaan kue-kue tradisional ini perlu terus diperkenalkan agar tidak punah ditelan zaman.

Kegiatan ini pun menjadi bentuk nyata dari pendidikan karakter dan kecintaan terhadap budaya lokal, sekaligus membentuk semangat kewirausahaan di bidang kuliner. Apresiasi pun disampaikan kepada para dosen dan pengajar yang telah membimbing siswa dalam mengenal dan mengolah kuliner khas Nusantara.


Kamis, 26 Juni 2025

Mengenal Lebih Dekat Kegiatan Baking & Pastry Arts: Indonesian Sweets 2

 Dalam rangka memperkenalkan kekayaan kuliner tradisional Indonesia kepada generasi muda, kegiatan Baking & Pastry Arts diadakan dengan mengusung tema Indonesian Sweets 2. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktikal kepada mahasiswa dalam membuat beragam kue tradisional khas Nusantara yang memiliki cita rasa autentik serta nilai budaya yang tinggi.

Bertempat di lingkungan kampus yang mendukung kreativitas dan eksplorasi, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari jurusan kuliner, khususnya mereka yang fokus pada seni baking dan pastry. Dalam kegiatan ini, para mahasiswa tidak hanya diajarkan teknik pembuatan kue, tetapi juga mengenal lebih dalam sejarah, filosofi, dan kekhasan bahan-bahan lokal yang digunakan.

Adapun jenis kue yang dibuat dalam sesi Indonesian Sweets 2 meliputi enam jenis jajanan tradisional yang sangat populer di berbagai daerah di Indonesia, yaitu Kue Cucur, Jongkong Surabaya, Bolu Kukus Pelangi, Wajik, Widaran, dan Putu Ayu. Berikut penjelasan singkat tentang masing-masing kue:







1. Kue Cucur

Kue cucur merupakan jajanan pasar yang berasal dari Betawi dan dikenal luas di seluruh Nusantara. Kue ini memiliki bentuk bundar dengan bagian tengah yang tebal dan pinggirannya tipis serta renyah. Terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, dan air, kue cucur dimasak dengan cara digoreng. Tantangan dalam membuat kue ini terletak pada teknik penggorengannya agar menghasilkan tekstur yang sempurna.

2. Jongkong Surabaya

Jongkong adalah kue basah tradisional dari Jawa Timur, khususnya dikenal dari Surabaya. Kue ini terdiri dari tiga lapis, yaitu lapisan hijau dari pandan, lapisan putih dari santan, dan lapisan coklat dari gula merah cair. Teksturnya lembut dan kenyal, menjadikannya sajian manis yang digemari banyak orang. Jongkong biasanya disajikan dalam wadah kecil dari daun pisang, memberikan aroma khas yang menggugah selera.

3. Bolu Kukus Pelangi

Bolu kukus pelangi merupakan variasi dari bolu kukus tradisional dengan tampilan warna-warni menyerupai pelangi. Kue ini tidak hanya menarik secara visual tetapi juga lembut dan manis dalam rasa. Menggunakan teknik kukus yang tepat, bolu ini mampu mengembang sempurna tanpa retak di permukaan. Mahasiswa belajar menyeimbangkan pewarna makanan alami agar tampilan tetap estetik dan aman dikonsumsi.

4. Wajik

Wajik adalah kue tradisional berbahan dasar beras ketan yang dimasak bersama gula merah dan santan hingga menghasilkan tekstur lengket dan padat. Wajik umumnya disajikan dalam bentuk potongan segitiga atau belah ketupat. Kue ini memiliki makna filosofis dalam budaya Jawa, sering disajikan dalam acara syukuran sebagai simbol kebersamaan dan kelekatan.

5. Widaran

Widaran merupakan kue kering berbahan dasar tepung tapioka yang digoreng kering dan biasanya diberi balutan gula putih atau gula merah. Bentuknya kecil memanjang menyerupai jari. Teksturnya renyah dan memiliki rasa manis yang khas. Mahasiswa ditantang untuk menghasilkan ukuran dan bentuk yang konsisten serta kerenyahan yang maksimal.

6. Putu Ayu

Putu Ayu adalah kue kukus berwarna hijau dari pandan dengan bagian atas yang terdiri dari kelapa parut. Teksturnya lembut dan sedikit basah, sangat cocok dinikmati sebagai kudapan sore. Teknik penting dalam pembuatan putu ayu adalah bagaimana menjaga kelapa tetap segar dan tidak mudah basi, serta memastikan kue tidak overcooked agar teksturnya tetap lembut.

Kegiatan ini tidak hanya menitikberatkan pada keterampilan teknis, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk mencintai dan melestarikan makanan khas Indonesia. Melalui praktek langsung, mahasiswa memahami betapa pentingnya menjaga warisan kuliner agar tetap hidup di tengah gempuran budaya asing.









Pada akhir kegiatan, para mahasiswa mempresentasikan hasil karyanya kepada dosen dan orang tua yang turut hadir. Momen ini menjadi ajang apresiasi atas usaha dan kreativitas mereka dalam menghadirkan kembali jajanan tradisional dalam bentuk yang menarik dan higienis.

Sebagai penutup, terdapat ungkapan yang menyentuh hati dari pihak kampus, yaitu "Salam hormat dari dosen, salam kangen dari ananda" — sebuah pesan penuh kehangatan yang mempererat hubungan antara mahasiswa, dosen, dan orang tua dalam proses pendidikan yang menyeluruh.

Selasa, 24 Juni 2025

Mengasah Inovasi Melalui Karya: Tema “Creative Produk” dalam Sajian Indonesian Sweets

 Sebagai kelanjutan dari rangkaian kegiatan Baking & Pastry Arts bertema Indonesian Sweets, hari ini peserta didik menghadapi tantangan baru: menciptakan kreasi produk inovatif dengan mengangkat kekayaan kuliner tradisional. Dengan tema “Creative Produk”, para peserta dituntut untuk tidak hanya mereplikasi resep kue-kue nusantara, tetapi juga menyajikannya dengan pendekatan kreatif yang modern dan menarik secara visual maupun rasa.

Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan semangat inovasi dan eksplorasi di kalangan peserta didik, sekaligus memperkuat pemahaman mereka akan pentingnya pelestarian kuliner lokal melalui pendekatan yang relevan dengan zaman.







Transformasi Kue Tradisional Menjadi Karya Inovatif

Dalam sesi hari ini, peserta didik diminta untuk memodifikasi salah satu dari kue tradisional yang sebelumnya telah mereka pelajari, seperti kue pancong, nagasari, kue bugis, cara bikang, hingga putu mayang. Inovasi dilakukan melalui berbagai pendekatan, seperti:

  • Penggabungan bahan baru seperti cokelat, keju, atau buah segar ke dalam isian atau topping.

  • Pengubahan bentuk penyajian, dari bentuk klasik menjadi lebih kontemporer, misalnya dibuat dalam bentuk finger food, tartlet, atau mini bites.

  • Eksperimen warna alami, seperti penggunaan pewarna dari bunga telang, daun pandan, atau ubi ungu untuk menambah daya tarik visual.

  • Pengemasan modern yang mengadaptasi estetika tren kuliner masa kini, namun tetap mengedepankan identitas lokal.

Pendekatan ini memberikan ruang bagi peserta didik untuk menyalurkan kreativitas mereka, sekaligus mengasah kemampuan berpikir kritis dalam menentukan kombinasi rasa, tekstur, dan presentasi yang tetap menghormati nilai asli kuliner tradisional.

Tujuan Edukatif di Balik Tema "Creative Produk"

Penerapan tema Creative Produk memiliki beberapa tujuan pembelajaran yang terstruktur, antara lain:

  1. Melatih kreativitas dan keberanian berinovasi dalam ranah kuliner.

  2. Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik melalui presentasi produk orisinal hasil kreasi sendiri.

  3. Menjembatani antara warisan kuliner dan kebutuhan pasar modern, sehingga para siswa memahami bagaimana produk tradisional bisa diangkat sebagai produk bernilai jual tinggi.

  4. Mendorong kolaborasi dan komunikasi efektif di antara peserta, terutama dalam sesi diskusi konsep dan presentasi.







Dengan kegiatan ini, peserta didik tidak hanya belajar menjadi teknisi dapur yang terampil, tetapi juga calon profesional kuliner yang adaptif, inovatif, dan berjiwa wirausaha.

Minggu, 22 Juni 2025

Eksplorasi Kelezatan Tradisional: Ragam Sajian Kue Manis Nusantara

 Setelah sukses memperkenalkan sejumlah kue tradisional khas Indonesia dalam sesi pertama kegiatan Baking & Pastry Arts, hari ini para peserta didik kembali diajak mendalami Indonesian Sweets 1—sebuah rangkaian lanjutan yang menghadirkan lebih banyak variasi jajanan pasar penuh cita rasa dan nilai budaya.

Berikut ini adalah beberapa kue tradisional yang dibuat dan dipelajari oleh peserta didik:








  1. Kue Pepe
    Kue pepe dikenal juga sebagai lapis sagu. Kue ini disusun secara bertingkat dengan warna-warna menarik yang berasal dari pewarna alami atau sintetis makanan. Teksturnya kenyal, karena dibuat dari tepung sagu, santan, dan gula. Penyusunan lapisan demi lapisan memerlukan kesabaran dan ketelitian tinggi, sehingga pembuatan kue ini menjadi latihan kesabaran dan presisi bagi para peserta didik.

  2. Perut Ayam
    Meskipun namanya terdengar unik, perut ayam adalah kue tradisional yang terbuat dari adonan tepung terigu, gula, dan santan, kemudian digoreng hingga berwarna kecokelatan. Kue ini memiliki bentuk menyerupai perut ayam karena digulung saat digoreng. Cita rasanya gurih dan manis, serta memiliki tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam.

  3. Kue Bugis
    Kue bugis merupakan kue basah yang berasal dari daerah Bugis, Sulawesi Selatan. Terbuat dari tepung ketan dengan isian unti kelapa (kelapa parut yang dimasak dengan gula merah), kue ini dibungkus dengan daun pisang dan dikukus hingga matang. Teksturnya lembut dan legit, mencerminkan cita rasa khas Indonesia Timur.

  4. Bola Ketan
    Bola ketan adalah kue sederhana yang populer di berbagai daerah. Terbuat dari ketan putih yang dibentuk bulat dan diisi dengan kacang hijau atau gula merah, kemudian digoreng dan dilapisi wijen. Kudapan ini menawarkan kombinasi tekstur yang kenyal dan renyah, serta rasa manis yang pas sebagai cemilan atau teman minum teh.

  5. Iwel-Iwel
    Iwel-iwel adalah kudapan tradisional khas Jawa yang mirip dengan nagasari, namun memiliki adonan yang lebih padat dan dibungkus memanjang dengan daun pisang. Kue ini berbahan dasar tepung ketan dan kelapa parut, sering kali disajikan pada acara adat atau upacara tertentu. Rasa gurih dan aroma khas dari daun pisang memberikan kekhasan tersendiri.

  6. Putu Mayang
    Putu mayang merupakan kue tradisional unik yang berbentuk seperti mie warna-warni. Dibuat dari campuran tepung beras dan santan, putu mayang disajikan dengan kuah santan dan gula merah cair. Tekstur lembut dan rasa manis gurihnya membuat kue ini menjadi hidangan favorit dalam berbagai acara keluarga dan perayaan.

  7. Cara Bikang
    Cara bikang adalah salah satu jenis kue basah berbentuk bunga mekar dengan tekstur serat yang khas. Terbuat dari tepung beras dan santan, kue ini memiliki tampilan warna-warni yang menarik. Pembuatan cara bikang membutuhkan teknik pemanggangan yang tepat agar mekar sempurna. Kue ini menjadi simbol kreativitas dalam pengolahan kue tradisional.

Melalui kegiatan Indonesian Sweets, peserta didik tidak hanya mendapatkan pemahaman teknis mengenai proses pembuatan kue, tetapi juga mempelajari makna budaya yang melekat dalam setiap jenis kudapan. Ragam kue ini mencerminkan keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia yang patut dilestarikan.







Pembelajaran ini juga memperkuat karakter peserta didik dalam hal ketelitian, kerapian, dan tanggung jawab terhadap hasil kerja mereka sendiri. Dalam suasana penuh semangat dan kebersamaan, para peserta tidak hanya belajar memasak, tetapi juga menghidupkan kembali memori budaya kuliner Indonesia.