Rabu, 29 Oktober 2025

Eksplorasi Lean & Plain Bread: Mahasiswa Monas Pasifik Asah Teknik Dasar Roti Klasik

Dalam suasana dapur yang hangat dan penuh semangat, mahasiswa program Baking & Pastry Arts Akademi Kuliner Monas Pasifik kembali melanjutkan kegiatan praktik dengan tema Lean/Plain Bread. Kelas ini merupakan bagian penting dari silabus roti dasar, di mana mahasiswa mempelajari cara mengolah adonan tanpa tambahan lemak atau gula berlebih untuk menghasilkan tekstur roti yang ringan, elastis, dan bercita rasa alami.





Dibimbing langsung oleh dosen berpengalaman, mahasiswa berlatih membuat berbagai varian roti seperti Oatmeal Roll, Faugasse, Braided 8 Bread, dan Braided 2 & 7 Bread. Keempat produk ini tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga mengasah kepekaan estetika dan kreativitas mahasiswa dalam seni mengolah roti.


1. Oatmeal Roll: Perpaduan Tekstur Lembut dan Serat Alami

Kegiatan dimulai dengan pembuatan Oatmeal Roll, roti bertekstur lembut dengan tambahan gandum utuh. Dalam tahap ini, mahasiswa belajar menyeimbangkan kadar cairan agar serpihan oatmeal tidak membuat adonan terlalu padat. Proses pengulenan dilakukan dengan tangan agar gluten terbentuk sempurna, menghasilkan roti yang empuk dengan aroma khas biji-bijian.

Dosen menjelaskan bahwa Oatmeal Roll merupakan salah satu contoh roti sehat yang sedang tren di industri bakery modern karena kaya serat namun tetap ringan dan lembut. Mahasiswa diajak memahami bagaimana teknik fermentasi dan suhu panggang dapat memengaruhi hasil akhir.


2. Faugasse: Roti Tradisional dengan Sentuhan Artistik

Selanjutnya, suasana dapur berubah menjadi lebih artistik ketika mahasiswa mulai membentuk adonan Faugasse—roti khas Prancis yang dikenal karena bentuknya menyerupai daun atau tangkai gandum. Adonan lean bread ini membutuhkan ketepatan dalam membentuk pola irisan agar tidak robek saat fermentasi.

Setiap mahasiswa menunjukkan kreativitasnya dengan desain yang unik, namun tetap menjaga karakter asli Faugasse: renyah di luar dan lembut di dalam. Dalam proses ini, mereka belajar mengombinasikan teknik dasar dengan nilai estetika, menciptakan roti yang bukan hanya enak tapi juga indah secara visual.


3. Braided 8 Bread: Simbol Ketelitian dan Kesabaran

Praktik berlanjut dengan pembuatan Braided 8 Bread atau roti kepang delapan untai. Tahap ini menjadi tantangan tersendiri karena membutuhkan koordinasi tangan yang presisi agar setiap lilitan terlihat simetris dan rapi.





Mahasiswa berlatih menyeimbangkan tekanan dan arah lilitan sambil menjaga adonan tetap lentur. Proses ini mengajarkan mereka tentang kesabaran dan fokus—dua hal penting dalam dunia artisan bread. Ketika roti keluar dari oven, hasilnya memukau: kepangan berwarna keemasan yang cantik dengan aroma gandum panggang yang menggoda.


4. Braided 2 & 7 Bread: Kreativitas dalam Simplicity

Tidak kalah menarik, mahasiswa juga membuat Braided 2 & 7 Bread, varian roti kepang dengan pola yang lebih sederhana namun tetap membutuhkan teknik yang teliti. Dari proses ini, mereka memahami bahwa keindahan roti bukan hanya dari bentuk rumit, tetapi dari konsistensi tekstur dan warna panggangan yang merata.

Dosen memberi apresiasi atas setiap hasil karya mahasiswa, menekankan bahwa setiap proses memiliki nilai belajar tersendiri. “Roti adalah karya yang hidup—ia tumbuh, berubah, dan mencerminkan ketelitian pembuatnya,” ungkap beliau sambil mengamati hasil praktik para mahasiswa.







Kegiatan Lean/Plain Bread ini bukan sekadar pelajaran membuat roti, tetapi juga sarana untuk membangun karakter profesional. Mahasiswa belajar bekerja dalam tim, menjaga kebersihan area kerja, dan mengatur waktu fermentasi dengan disiplin.

Setiap tahap mengajarkan nilai penting tentang ketekunan dan tanggung jawab, yang kelak akan menjadi fondasi ketika mereka terjun ke dunia kerja di industri bakery dan pastry.

Senin, 27 Oktober 2025

Belajar Membuat Lean Bread Product: Kreativitas Mahasiswa Monas Pasifik Mengolah Adonan Sempurna

 Di dapur praktik Akademi Kuliner Monas Pasifik, aroma roti baru saja keluar dari oven langsung menyapa setiap sudut ruangan. Hari itu, para mahasiswa program studi Baking & Pastry Arts sedang menjalani sesi pembelajaran bertema “Lean Bread Product”, sebuah materi dasar yang mengajarkan pentingnya keseimbangan antara teknik, fermentasi, dan rasa dalam membuat aneka roti bertekstur ringan.




Dalam sesi ini, mahasiswa berfokus pada empat jenis produk roti: Italian Pizza, Banana Pizza, Whole Wheat Bread, dan Dinner Roll. Keempat produk tersebut merupakan bagian dari syllabus yang dirancang untuk membangun pemahaman mendalam tentang adonan lean bread—adonan yang rendah lemak dan gula namun kaya rasa dan aroma alami dari fermentasi ragi.

1. Italian Pizza: Adonan Tipis dengan Sentuhan Klasik

Kegiatan dimulai dengan pembuatan Italian Pizza, roti khas Italia yang terkenal dengan teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam. Mahasiswa menyiapkan bahan sederhana seperti tepung protein tinggi, air, ragi, dan garam. Mereka belajar menguleni hingga adonan kalis elastis sebelum difermentasi perlahan.

Setiap kelompok berkreasi dengan topping berbeda—ada yang memilih kombinasi tomato sauce klasik, ada pula yang menambahkan mushroom dan mozzarella. Melalui praktik ini, mahasiswa tidak hanya melatih teknik adonan tipis tetapi juga memahami keseimbangan antara saus, topping, dan dasar roti yang matang sempurna.

2. Banana Pizza: Inovasi Rasa dalam Dunia Bakery

Setelah membuat pizza klasik, suasana dapur berubah lebih manis. Para mahasiswa melanjutkan dengan membuat Banana Pizza, versi kreatif dari pizza yang memadukan cita rasa buah dengan tekstur roti tipis. Pisang matang menjadi topping utama, dipadukan dengan taburan cokelat dan keju parut yang meleleh saat dipanggang.

Dosen pembimbing menjelaskan bahwa Banana Pizza adalah contoh bagaimana seorang pastry chef bisa berinovasi dengan bahan lokal tanpa meninggalkan teknik dasar yang benar. “Kreativitas adalah ruh dalam dunia kuliner,” ujar beliau sambil mendampingi mahasiswa menata hasil kreasinya dengan sentuhan estetik sebelum disajikan.

3. Whole Wheat Bread: Belajar Menjaga Tekstur dan Nutrisi

Selanjutnya, mahasiswa beralih ke pembuatan Whole Wheat Bread. Dalam tahap ini, mereka belajar tentang perbandingan tepung gandum utuh dan tepung protein tinggi, serta bagaimana kadar air yang lebih tinggi memengaruhi struktur gluten. Proses pengulenan dilakukan lebih lama untuk mencapai kekenyalan yang ideal.

Mahasiswa juga diajarkan teknik proofing ganda agar adonan mengembang sempurna tanpa kehilangan kelembutan. Proses ini menuntut kesabaran dan ketelitian—dua hal yang menjadi kunci dalam dunia baking professional. Hasil akhirnya adalah roti gandum dengan aroma panggang alami, bertekstur padat namun lembut, dan bernutrisi tinggi.

4. Dinner Roll: Sederhana tapi Berkelas

Kegiatan praktik ditutup dengan pembuatan Dinner Roll, roti kecil yang lembut dan biasanya disajikan sebagai pendamping hidangan utama. Meski tampak sederhana, roti ini menuntut teknik presisi, mulai dari penimbangan adonan, pembulatan, hingga pengaturan suhu oven.

Mahasiswa belajar menjaga keseragaman bentuk dan ukuran, serta menguasai teknik egg wash agar permukaan roti mengilap cantik setelah dipanggang. Saat roti matang sempurna, aroma gurih yang menggoda langsung memenuhi ruangan, disambut senyum puas para peserta praktik.






Pembelajaran yang Mengasah Ketelitian dan Cita Rasa

Melalui kegiatan Lean Bread Product ini, mahasiswa tidak hanya berlatih membuat roti dari resep, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap langkah. Mereka belajar bahwa baking bukan sekadar mencampur bahan, melainkan perpaduan ilmu, seni, dan intuisi.

Setiap adonan yang diuleni menjadi media untuk melatih kesabaran, ketelitian, dan kreativitas—tiga kemampuan penting yang dibutuhkan calon profesional kuliner. Dosen juga menekankan pentingnya kebersihan kerja, pengelolaan waktu, dan kolaborasi antar tim selama praktik berlangsung.




Sebuah Pengalaman yang Menghangatkan

Kegiatan ditutup dengan sesi evaluasi rasa dan tekstur. Mahasiswa mencicipi hasil karya mereka sendiri, saling memberi masukan, dan mendiskusikan bagaimana setiap produk bisa disempurnakan. Dalam suasana hangat, terdengar tawa ringan dan semangat belajar yang tulus.

Minggu, 26 Oktober 2025

Eksplorasi Lean Bread: Dari Martabak Pizza hingga Bread Loaf

 Kegiatan Baking & Pastry Arts di Akademi Kuliner Monas Pasifik kembali menghadirkan pengalaman seru bagi para mahasiswa. Kali ini, tema pembelajaran adalah “Lean Bread”, yang berfokus pada pembuatan roti tanpa kandungan lemak tinggi. Berbeda dengan jenis roti manis atau roti enriched, lean bread menonjolkan rasa alami dari tepung, ragi, dan air dengan tekstur yang ringan namun tetap renyah di luar.




Dalam sesi ini, mahasiswa diajak untuk memahami prinsip dasar fermentasi dan pengembangan gluten yang optimal. Dosen pengampu menjelaskan bahwa keberhasilan lean bread terletak pada keseimbangan antara kelembapan adonan dan durasi fermentasi. Melalui praktik langsung, mahasiswa belajar menciptakan empat produk utama: Martabak Pizza, Lavoche, Gressini Stick, dan Bread Loaf.


Martabak Pizza: Inovasi Kuliner Nusantara Bertemu Barat

Praktikum dimulai dengan pembuatan Martabak Pizza, perpaduan unik antara cita rasa lokal dan teknik roti modern. Mahasiswa menggunakan adonan dasar lean bread untuk menciptakan tekstur ringan seperti roti pizza klasik, namun dengan sentuhan rasa gurih khas martabak.





Adonan dipanggang hingga berwarna keemasan, lalu diberi topping seperti daging cincang, keju, dan saus tomat homemade. Proses ini melatih mahasiswa agar mampu berinovasi tanpa meninggalkan prinsip dasar pembuatan roti. Dosen menekankan pentingnya balance of texture, di mana bagian bawah roti harus garing sementara bagian dalam tetap lembut.


Lavoche: Seni Membuat Roti Tipis ala Eropa

Selanjutnya, mahasiswa mempelajari pembuatan Lavoche, roti pipih khas Prancis yang dikenal karena kerenyahannya. Produk ini menjadi latihan penting untuk memahami adonan rendah kelembapan dan teknik memanggang berlapis.

Mahasiswa menggulung adonan hingga tipis, kemudian memanggangnya dengan suhu tinggi agar menghasilkan tekstur renyah seperti kerupuk roti. Hasil akhirnya ringan, gurih, dan cocok disajikan bersama keju atau sup. Dosen menjelaskan bahwa lavoche merupakan representasi kesederhanaan dalam seni membuat roti: minim bahan, namun kaya rasa dan teknik.


Gressini Stick: Camilan Renyah dari Italia

Produk ketiga adalah Gressini Stick, roti berbentuk batang panjang yang berasal dari Italia Utara. Mahasiswa mempelajari teknik rolling dan cutting yang presisi untuk menciptakan ukuran stik yang seragam.

Setelah difermentasi singkat, adonan dipanggang hingga berwarna cokelat keemasan. Teksturnya garing dan ringan, menjadikannya camilan favorit di banyak restoran Eropa. Mahasiswa juga mencoba berbagai variasi rasa, seperti gressini dengan taburan wijen, keju parmesan, dan herba kering. Melalui latihan ini, mereka belajar menjaga konsistensi bentuk dan waktu pemanggangan agar produk tampil profesional.


Bread Loaf: Dasar dari Segala Jenis Roti

Sebagai penutup, mahasiswa membuat Bread Loaf, roti dasar yang menjadi fondasi dari banyak produk bakery modern. Pembuatan bread loaf menuntut ketelitian dalam proses kneading agar gluten berkembang sempurna.

Dosen membimbing mahasiswa untuk memahami tahap fermentasi ganda, di mana adonan diistirahatkan dua kali guna mendapatkan struktur serat yang halus dan lembut. Setelah dipanggang, aroma khas roti hangat memenuhi ruang praktik. Potongan roti menampilkan pori-pori halus dan warna keemasan sempurna—bukti keberhasilan teknik yang diterapkan dengan disiplin.

Dosen mengingatkan bahwa dunia baking menuntut kesabaran dan rasa tanggung jawab tinggi, karena setiap kesalahan kecil dapat memengaruhi hasil akhir produk.

Setiap mahasiswa membawa pulang lebih dari sekadar roti. Mereka membawa pengalaman, rasa bangga, dan pemahaman bahwa seni membuat roti adalah kombinasi antara sains, teknik, dan keindahan rasa.

Jumat, 24 Oktober 2025

Fundamental of Bread Making: Milano Bread, Foccacia, Hot Dog, dan Roti Jhon

 Kegiatan praktikum Baking & Pastry Arts di Akademi Kuliner Monas Pasifik hari ini kembali diwarnai semangat dan antusiasme mahasiswa. Dalam sesi bertema Fundamental of Bread Making, para peserta mendalami pembuatan berbagai jenis roti khas dari berbagai daerah — mulai dari roti Italia hingga kreasi roti lokal yang populer di Indonesia.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar membuat adonan, tetapi juga memahami konsep dasar fermentasi, tekstur, dan keseimbangan rasa. Dosen pembimbing menekankan pentingnya mengenali karakter setiap jenis roti, sebab setiap produk memiliki teknik, bahan, dan filosofi tersendiri.





1. Milano Bread: Roti Klasik Bernuansa Italia

Produk pertama yang dibuat adalah Milano Bread, roti khas Italia dengan aroma mentega lembut dan tekstur empuk. Mahasiswa mempelajari teknik kneading hingga proofing yang tepat agar adonan mengembang sempurna.
Milano Bread menjadi latihan penting untuk memahami proporsi antara tepung tinggi protein dan bahan lemak seperti butter dan telur. Proses pemanggangan dilakukan dengan suhu stabil agar bagian luar roti berwarna keemasan tanpa membuat bagian dalam terlalu kering.

Selain itu, dosen juga menekankan pentingnya flavor balance — bagaimana rasa gurih dan manis berpadu harmonis dalam satu gigitan. Hasil akhirnya: roti yang lembut, beraroma wangi, dan siap menjadi dasar berbagai variasi roti manis Eropa.


2. Foccacia: Cita Rasa Mediterania yang Autentik

Produk kedua adalah Foccacia, roti tradisional Italia dengan tekstur lembut dan permukaan yang dilumuri minyak zaitun serta taburan rempah. Dalam sesi ini, mahasiswa belajar mengenali konsep “hydrated dough” — adonan dengan kadar air tinggi yang menghasilkan kelembutan alami.

Sebelum dipanggang, mahasiswa menekan permukaan adonan dengan jari untuk membentuk lubang-lubang kecil khas foccacia. Langkah ini berfungsi agar minyak dan bumbu meresap sempurna. Aroma rosemary, oregano, dan garlic yang menguar dari oven menambah semangat di ruang praktik.

Dosen menjelaskan bahwa foccacia bukan sekadar roti, melainkan bentuk seni kuliner yang mengajarkan keseimbangan rasa dan tekstur — antara lembut di dalam dan sedikit renyah di luar.


3. Hot Dog Bread: Klasik yang Tak Pernah Lekang

Berlanjut ke produk ketiga, Hot Dog Bread menjadi media latihan bagi mahasiswa untuk memahami bentuk dan tekstur roti modern yang banyak digemari. Dalam praktik ini, mahasiswa melatih keterampilan membentuk adonan memanjang dan membuat ruang di tengah untuk isian sosis.

Selain memperhatikan bentuk, mahasiswa juga belajar menjaga kelembutan adonan agar roti tetap empuk setelah dipanggang. Kombinasi antara sosis, saus, dan keju menjadi pelengkap yang menunjukkan keseimbangan antara rasa gurih dan lembut.

Dosen menjelaskan bahwa jenis roti ini sangat relevan untuk industri bakery modern karena memiliki nilai jual tinggi dan fleksibilitas rasa yang luas.











4. Roti Jhon: Sentuhan Lokal yang Penuh Kreativitas

Sebagai penutup, mahasiswa membuat Roti Jhon, roti populer khas Indonesia yang sering dijumpai di jajanan kaki lima hingga kafe modern. Berbeda dari roti Eropa, Roti Jhon memiliki ciri khas pada isiannya — telur, daging cincang, bawang, dan saus yang melimpah.

Mahasiswa diajak mempraktikkan teknik grilling dan toasting di atas pan, bukan oven, untuk menjaga cita rasa otentik. Aktivitas ini menjadi pengalaman menarik karena memadukan unsur kuliner tradisional dan teknik modern.
Roti Jhon juga menjadi simbol kreativitas kuliner lokal: sederhana, lezat, dan digemari oleh berbagai kalangan.


Makna Belajar dari Adonan

Seluruh kegiatan hari ini bukan sekadar latihan membuat roti, tetapi juga perjalanan memahami proses, disiplin, dan kerja sama tim. Mahasiswa belajar bahwa setiap tahapan — mulai dari menimbang bahan hingga memantau waktu fermentasi — memiliki makna dan nilai pembelajaran tersendiri.

Dosen berpesan bahwa seorang baker sejati harus memiliki kesabaran, ketelitian, dan rasa cinta terhadap setiap adonan yang disentuh. Melalui sesi Fundamental of Bread Making, mahasiswa tidak hanya menciptakan produk lezat, tetapi juga menumbuhkan karakter sebagai calon profesional di dunia kuliner.