Dalam suasana dapur yang hangat dan penuh semangat, mahasiswa program Baking & Pastry Arts Akademi Kuliner Monas Pasifik kembali melanjutkan kegiatan praktik dengan tema Lean/Plain Bread. Kelas ini merupakan bagian penting dari silabus roti dasar, di mana mahasiswa mempelajari cara mengolah adonan tanpa tambahan lemak atau gula berlebih untuk menghasilkan tekstur roti yang ringan, elastis, dan bercita rasa alami.
Dibimbing langsung oleh dosen berpengalaman, mahasiswa berlatih membuat berbagai varian roti seperti Oatmeal Roll, Faugasse, Braided 8 Bread, dan Braided 2 & 7 Bread. Keempat produk ini tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga mengasah kepekaan estetika dan kreativitas mahasiswa dalam seni mengolah roti.
1. Oatmeal Roll: Perpaduan Tekstur Lembut dan Serat Alami
Kegiatan dimulai dengan pembuatan Oatmeal Roll, roti bertekstur lembut dengan tambahan gandum utuh. Dalam tahap ini, mahasiswa belajar menyeimbangkan kadar cairan agar serpihan oatmeal tidak membuat adonan terlalu padat. Proses pengulenan dilakukan dengan tangan agar gluten terbentuk sempurna, menghasilkan roti yang empuk dengan aroma khas biji-bijian.
Dosen menjelaskan bahwa Oatmeal Roll merupakan salah satu contoh roti sehat yang sedang tren di industri bakery modern karena kaya serat namun tetap ringan dan lembut. Mahasiswa diajak memahami bagaimana teknik fermentasi dan suhu panggang dapat memengaruhi hasil akhir.
2. Faugasse: Roti Tradisional dengan Sentuhan Artistik
Selanjutnya, suasana dapur berubah menjadi lebih artistik ketika mahasiswa mulai membentuk adonan Faugasse—roti khas Prancis yang dikenal karena bentuknya menyerupai daun atau tangkai gandum. Adonan lean bread ini membutuhkan ketepatan dalam membentuk pola irisan agar tidak robek saat fermentasi.
Setiap mahasiswa menunjukkan kreativitasnya dengan desain yang unik, namun tetap menjaga karakter asli Faugasse: renyah di luar dan lembut di dalam. Dalam proses ini, mereka belajar mengombinasikan teknik dasar dengan nilai estetika, menciptakan roti yang bukan hanya enak tapi juga indah secara visual.
3. Braided 8 Bread: Simbol Ketelitian dan Kesabaran
Praktik berlanjut dengan pembuatan Braided 8 Bread atau roti kepang delapan untai. Tahap ini menjadi tantangan tersendiri karena membutuhkan koordinasi tangan yang presisi agar setiap lilitan terlihat simetris dan rapi.
Mahasiswa berlatih menyeimbangkan tekanan dan arah lilitan sambil menjaga adonan tetap lentur. Proses ini mengajarkan mereka tentang kesabaran dan fokus—dua hal penting dalam dunia artisan bread. Ketika roti keluar dari oven, hasilnya memukau: kepangan berwarna keemasan yang cantik dengan aroma gandum panggang yang menggoda.
4. Braided 2 & 7 Bread: Kreativitas dalam Simplicity
Tidak kalah menarik, mahasiswa juga membuat Braided 2 & 7 Bread, varian roti kepang dengan pola yang lebih sederhana namun tetap membutuhkan teknik yang teliti. Dari proses ini, mereka memahami bahwa keindahan roti bukan hanya dari bentuk rumit, tetapi dari konsistensi tekstur dan warna panggangan yang merata.
Dosen memberi apresiasi atas setiap hasil karya mahasiswa, menekankan bahwa setiap proses memiliki nilai belajar tersendiri. “Roti adalah karya yang hidup—ia tumbuh, berubah, dan mencerminkan ketelitian pembuatnya,” ungkap beliau sambil mengamati hasil praktik para mahasiswa.
Kegiatan Lean/Plain Bread ini bukan sekadar pelajaran membuat roti, tetapi juga sarana untuk membangun karakter profesional. Mahasiswa belajar bekerja dalam tim, menjaga kebersihan area kerja, dan mengatur waktu fermentasi dengan disiplin.
Setiap tahap mengajarkan nilai penting tentang ketekunan dan tanggung jawab, yang kelak akan menjadi fondasi ketika mereka terjun ke dunia kerja di industri bakery dan pastry.

















Tidak ada komentar:
Posting Komentar